Friday 26 December 2014

Makalah Kepeminpinan

Tags



 Bismillah..         

   Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-nya sehingga penyusunan makalah Manajemen Umum ini dapat di selesaikan dengan baik.  Dalam pembutan makalah ini kami berharap makalah ini dapat membantu kami dalam memperdalam mata kuliyah dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para pembaca untuk memperdalam pengetahuan tentang peminpin.            Penyusunan makalah Menajemen Umum ini adalah salah satu tugas belajar mengajar dan makalah ini sebagai bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas makalah Manajemen Umum.   

           Akhir kata, kami menucapkan terimaksasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama teman – teman kelas. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanpaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanpaat lagi bagi semua pembaca. Wasalamualaikum Wr, Wb            


DAFTAR ISI


Kata Pengantar 
Daftar Isi.

BAB   I      PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang.
B.       Tujuan Pembuatan Makalah.
C.      Meotde Pengumpulan Data.
D.      Sistematika Penulisan  Makalah

BAB   II    PEMBAHASAN

           A.    Pengertian Kepeminpinan.
           B.    Kepeminpinan Menurut Islam
           C.    Konsep kepeminpinan.
           D.    Perbedaan Manajer Dan Peminpin
           E.    Keterkaitan administrasi,Organisasi,Manajemen,Kepeminpinan
           F.     Kekuasaan, Kewenangan, dan gaya Kepeminpinan.
           G.    Tugas Kepeminpinan.
           H.    Cara yang haeus dikuasi Peminpin Efektif
           I.       Mengorganisasikan.


BAB   III   PENUTUP

           A.    Kesimpulan 
           B.    Saran 

DAFTAR PUSTAKA






                                                     

                                                                     BAB I
                                                           PENDAHULUAN    

                                                                   
A.   Latar belakang

Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi. Menurut Hikmat (2009: 249), kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Owen dalam Sudarmiani (2009: 33) menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang diinginkan.
Menurut Hikmat (2009: 11)Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan orang yang memimpin organisasi disebut manager.


B.   Tujuan Pembuatan Makalah


  1.   Mengetahui pengertian kepeminpinan.
  2.   Mengetahui tugas peminpin.
  3.   Mengetahui Pengertian kepeminpinan Manajemen.
  4.   Mengetahui keterkaitan administrasi, Manajmen, Organisasi, dan kepeminpina.
  5.   Kekuasaan , kewenangan, dan gaya kepeminpinan
  6.   Sifat peminpin.
  7.   Memahami lebih jauh tentang Kepeminpinan



C. Metode Pengumpulan Data

Untuk menyempurnakan data – data yang dibutuhkan dalam penyusunan makalah ini, penulis melakukan metode pengumpulan data melalui 2 cara yaitu :

1.      Pengumpulan data secara tidak langsung dengan internet

Pengumpulan data secara tidak langsung dengan internet adalah pengumpulan data dengan teknik mencari isi materi di Internet.

2.      Pengumpulan data secara tidak langsung

Pengumpulan data secara tidak langsung artinya penulisan berpedoman pada buku – buku yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan materi yang di angkat.

D. Sistematika penulisan Makalah

Penulisan Makalah ini terdiri dari 3 ( tiga ) bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas latar belakang pelaksaanaan, tujuan pembuatan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas pengertian kepemimpinan, meminpin, tingkatan manajemen dan ketermapilan, peran peminpin dalam budaya organisasi, mengorganisasikan, Komunikasi, dan meminpin orang lain dan megatur diri sendiri.

BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran selama pembuatan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

       B.   Kepeminpinan Menurut Islam

Pemimpin adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan dan bertindak sesuai dengan kedudukannya tersebut. Pemimpin juga adalah seorang ahli dalam organisasi / masyarakat yang diharapkan menggunakan pengaruh dalam melaksana dan mencapai visi dan misi institusi / lembaga yang dipimpinnya. Dia adalah memimpin dan bukan menggunakan kedudukan untuk memimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu peranan dan proses mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan Menurut Islam Kepemimpinan dalam Islam merupakan usaha menyeru manusia kepada amar makruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan. Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh. Oleh karena itu seorang pemimpin yang mementingkan diri, kelompok, keluarga, kedudukannya dan hanya bertujuan untuk kebendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan Islam yang sebenarnya meskipun si pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan Islam. Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau berhak memimpin. Kepemimpinan adalah bagi dia atau mereka yang layak dan berhak saja. Sejumlah pendapat mengatakan bahwa dianggap telah melakukan satu pengkhianatan terhadap agama apabila diangkat seorang pemimpin yang tidak layak. Di dalam Islam, pemimpin kadangkala disebut imam tapi juga khalifah. Dalam shalat berjamaah, imam berarti orang yang didepan. Secara harfiyah, imam berasal dari kata amma, ya’ummu yang artinya menuju, menumpu dan meneladani. Ini berarti seorang imam atau pemimpin harus selalu didepan guna memberi keteladanan atau kepeloporan dalam segala bentuk kebaikan. Disamping itu, pemimpin disebut juga dengan khalifah yang berasal dari kata khalafa yang berarti di belakang, karenanya khalifah dinyatakan sebagai pengganti karena memang pengganti itu dibelakang atau datang sesudah yang digantikan. Kalau pemimpin itu disebut khalifah, itu artinya ia harus bisa berada di belakang untuk menjadi pendorong diri dan orang yang dipimpinnya untuk maju dalam menjalani kehidupan yang baik dan benar sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh orang yang dipimpinnya kearah kebenaran Kepemimpinan Rasulullah Kepemimpinan Rasulullah s.a.w. merupakan contoh terbaik dalam menghayati nilai-nilai kepemimpinan . Baginda telah meletakkan kepentingan umat Islam mengatasi segala kepentingan diri dan keluarga. Sifat-sifat kepemimpinan yang dihayati dan ditonjolkan baginda telah menjadi rujukan para pengikut beliau di sepanjang zaman dan setiap generasi. Rasulullah SAW telah memberikan gambaran

yang sangat rinci bagaimana beliau bersikap sebagai seorang pemimpin; tidak pamer kemewahan dan tidak pula angkuh dengan jabatan yang beliau sandang. Sebaliknya Rasulullah SAW senantiasa menampilkan sikap keramahannya kepada umatnya, menyebarkan salam, menyantuni yang kecil, menghormati yang tua, peduli pada sesama dan selalu tunduk dan takut kepada Allah SWT. Dzat yang telah memberikan tugas dan tanggung jawab ke pundaknya. Meskipun Beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu, tetapi pengaruhnya tetap abadi hingga sekarang, tidak lapuk dimakan zaman dan tidak lekang dimakan usia. Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, akan makin kuat pula pengaruhnya.

1.   Beberapa Prinsip Kepeminpinan Dalam Islam

beberapa prinsip kepemimpinan dalam Islam sekaligus menyertakan beberapa kriteria sebagai bahan evaluasi bagi para pemimpin. Penulis hanya akan membatasi pada lima prinsip saja mengingat keterbatasan waktu dan ruang. Tentunya, yang menjadi sandaran penulis dalam mengangkat prinsip-prinsip kepemimpin ini dengan mengacu kepada kepemimpinan Muhammad Rasulullah SAW. Prinsip kepemimpinan Rasulullah SAW tersebut antara lain: Pertama, bertanggung jawab. Rasulullah SAW senantiasa berpegang kepada aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Segala sesuatu yang beliau lakukan hanyalah karena Allah SWT semata. Tugas, pangkat dan jabatan tersebut datangnya jua dari Allah SWT, maka kepada Allah SWT pulalah kita mempertanggungjawabkannya. Tatkala suatu perintah dari Allah datang kepada Muhammad SAW, maka beliaupun segera menjalankan perintah tersebut sekaligus menyampaikannya kepada seluruh umat manusia. Inilah yang disebut dengan bentuk pengabdian seorang hamba yang paling tinggi. Beliau tak pernah menunda-nunda dalam urusan mengerjakan perintah Allah SWT. Sudah tentu pula bahwa tingkat kepatuhan seorang hamba yang paling rendah itu adalah dengan menunda-nunda pekerjaan yang diberikan kepadanya. Tingkatan kedua adalah mengerjakan perintah Allah SWT tersebut, tapi masih diikuti oleh rasa ragu-ragu. Dan Rasulullah SAW terhindar dari dua sikap yang terakhir ini. Sekali lagi, tingkat kepatuhan seorang hamba itu akan terlihat manakala ia mengerjakan perintah Allah SWT tersebut dengan hati yang gembira, dan kegembiraan itu muncul dari dalam hatinya sendiri. Kita harus bercita-cita dan berusaha untuk meraih tingkat kepatuhan kepada Allah SWT dengan tingkat kapatuhan yang paling tinggi sebagaimana yang telah diraih oleh Rasulullah SAW. Kedua, rendah hati. Para pemimpin saat ini cenderung memperlihatkan perhatiannya terhadap kekuasaan dan


kakayaan dari pada memperhatikan etika dan moral, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan, tak terkecuali pemimpin Muslim, semuanya sama saja. Pada kenyataannya, banyak diantara pemimpin Muslim itu yang angkuh, sombong dan tak tahu diri. Sungguh sangat naif sekali bagi para pemimpin yang berfikir semacam ini. Rasulullah SAW membuat standar kepemimpinan tersebut berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan pada hasrat atau keinginan untuk meraih sebuah status, pangkat atau jabatan. Dari beberapa contoh diatas tadi, kita dapat mengevaluasi gaya kepemimpinan kita. Baik sebagai pemimpin di masyarakat sekitar atau pemimpin suatu bangsa. Adakah kepemimpinan kita tersebut seimbang antara kemauan yang kita miliki dan kemampuan yang ada pada diri kita? Bila kita merasa tak mampu, maka berikanlah kesempatan kepada mereka yang lebih mampu untuk menjadi pemimpin itu. Ketiga, senantiasa mencari dan berbagi ilmu. Rasulullah SAW tidak pernah berhenti dan menyerah dalam mencari dan menuntut ilmu. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwa ilmu tersebut harus senantiasa dikejar dan dicari. Bagaimana kita bisa mengaplikasikan kriteria ini dalam kepemimpinan modern sekarang? Salah satu bentuk ilmu pengetahuan yang sangat berkembang dengan pesatnya saat ini adalah teknologi dan informasi. Sebagai seorang Muslim, kita harus menyadari adanya revolusi teknologi ini. Masyarakat Muslim saat ini boleh dibilang Setiap orang memiliki tanggung jawab kepemimpinan, seperti seorang ayah, guru, menejer di sebuah perusahaan, pimpinan organisasi, buruh atau karyawan bahkan dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Islam adalah “A way of life” yang tidak hanya terfokus pada persoalan ibadah semata, tapi Islam juga berkaitan dengan semua urusan kehidupan manusia. Menjadi seorang pemimpin tak hanya mengerti terhadap tugas dan tanggung jawab saja, namun lebih dari itu, sebagai seorang pemimpin kita juga dituntut untuk memiliki adab dan memberikan contoh kehidupan seorang pemimpin yang layak dan patut untuk ditiru oleh masyarakatnya.
Sebagaimana karakteristik pemimpin2 organisasi yang ada, Islam memiliki tolok ukur serta standar pemimpin yang telah ditetapkan dalam dua pedoman hidup umat Islam, Al-Qur’an dan hHadits. Adapun karakteristik pemimpin dalam islam adalah sebagai berikut :
-Tabligh ( menyampaikan )
-Amanah ( Dapat dipercaya )
-Shiddiq ( Jujur )
-Fathanah ( Cerdas ).

 C.   Konsep Kepeminpinan

1.      Pengertian
Ada beberapa pengertian tentang kepemimpinan , antara lain :

a.  Stogdill

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
( Russel C Swansburg, 2000, Hal : 267 )

b.  Ordway Ted

Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.

c.   Georgy R. Terry

Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d.   Paul Hersay, Ken Blanchord

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok  orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu.
( H. Zaidin Ali, 2000. Hal :3-5 )

Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan   akan     muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan.

Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.

2.      Kriteria Pemimpin

Menurut R.L.Khan mengemukaaan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaannya dengan baik bila :

a.   Memberikan kepuasan kebutuhan langsung para bawahannya.
b.   Menyusun jalur pencapaian tujuan
c.   Menghilangkan hambatan – hambatan pencapaian tujuan
d.   Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris
      Menurut S.Suarli Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.   Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
b.   Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif
c.   Mempunyai kemampuan untuk menentukan priorotas
d.   Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi

3.      Kepemimpinan dan Keperawatan

Menurut Milio perawat mempunyai kapasitas kekuatan  untuk mempengaruhi kebijakan masyarakat dan menganjurkan untuk mempersiapkan langkah-langkah berikut :

a.        Mengatur,
b.       Melakukan pekerjaan : belajar mengerti proses politik, kelompok-kelompok penting,                             masyarakat, dan kejadian tertentu,
c.    Menyusun perbedaan pendapat yang bersifat memancing untuk mencocokan target peserta dengan mengajukan pembatalan biaya, dukungan politik, kejujuran dan keadali,
d.       Mendukung dan memperkuat kedudukan pembuat keputusan yang tidak mantab,
e.       Menghimpun kekuatan,
f.       Merangsang perdebatan masyarakat,
g.      Membuat kedudukan perawat dimedia massa,
h.      Memilih suatu strategi utama yang paling efektif
i.       Bertindak pada saat yang tepat,
j.       Mempertahankan kegiatan,
k.      Memelihara format desentralisasi organisasi,
l.     Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik untuk menunjang        posisi masing-masing,
m.  Mempelajari pengalaman,
n.   Jangan menyerah tanpa mencoba.

        D.   Perbedaan Manajer dan Peminpin

Sering kita mendengar dua kata yang secara praktek kerja sama tetapi secara filosofis jauh berbeda, manajer dan pemimpin.
Manajer adalah seseorang yang secara eksplisit ruang lingkup kerjanya hanya mencakup pengelolaan eksploitasi sumber daya manusia ( staff2-nya ) untuk diarahkan menuju target instansi/lembaga yang telah dicanangkan sebelumnya dengan didukung oleh sarana infrastuktur yang tersedia di instansi/lembaga tersebut. Seorang manajer juga harus mampu memformulasikan kualitas SDM dengan teknologi pendukung yang ada.
Sedangkan fungsi seorang pemimpin memiliki arti yang cukup melebar. Tugas dan peran seorang pemimpin juga lebih luas secara teritorial makna.Seorang pemimpin tidak hanya harus bisa mengelola SDM dan teknologi, tetapi juga harus lebih peka dan intuitif dalam mengenali karakteristik organisassi yang dipimpinnya. Tingkat tanggung jawab yang diemban seorang pemimpin juga lebih berat secara bobotnya sebanding dengan volume kerja yang dilakukannya. Mengetahui dan membaca situasi kondisi sekitar hingga selalu ‘up-date’ terhadap segala bentuk informasi ada yang juga merupakan peran pemimpin yang sangat vital tingkat urgensinya.
Jadi, secara eksplisit dalam hal volume kerja dan tingkat tanggung jawab antara manajer dan pemimpin cenderung menempatkan pemimpin di posisi yang paling berat.

       E.   Keterkaitan Administrasi, Organisasi, Manajemen, dan Kepemimpinan
Organisasi memiliki dua pengertian umum, pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga/kelompok fungsional, misal: sekolah, perusahaan, dan badan-badan pemerintahan. Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota dengan mempertimbangkan kemampuan mereka, mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (Fattah, 2006: 71).
Secara etimologis, kata administrasi berasal dari bahasa yunani, ad ministrare. Ad berarti ke/kepada. Ministrare berarti melayani, membantu, atau mengarahkan (Malawi, 2010: 31). Administrasi dalam arti sempit adalah bersifat teknis ketatausahaan. Sedangkan dalam arti luas, administrasi adalah suatu proses yang ditujukan terhadap penentuan tujuan pokok dan kebijaksanaannya, dimana organisasi dan manajemen digariskan (Sudarmiani, 2009: 35). Sedangkan manajemen sendiri merupakan suatu sistem yang setiap komponennya dikelola untuk mencapai sebuah tujuan.
hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen. Organisasi sebagai kelompok orang yang mengikatkan diri secara formal adalah wadah yang menampung kelompok manusia. Didalam kelompok, manusia melakukan administrasi dalam bentuk kerja sama. Dan di dalam administrasi terjadi proses pengaturan. Proses pengaturan inilah disebut dengan manajemen. Manajemen yang ada didalam organisasi biasanya bertingkat dari yang terdepan sampai yang tertinggi.
Jika disekolah adalah sebuah organisasi, maka didalam sekolah terjadi kegiatan kerja sama administrasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, kerja sama yang ada harus diatur sehingga semua sumber daya pendidikan bersifat harmonis, dan sinergis. Untuk itu dilakukan kegiatan pengaturan manajemen. Kepala sekolah sebagai manajer tertinggi bertugas menentukan strategi dalam mencapai tujuan pendidikan. Strategi yang ada diterjemahkan menjadi program kerja oleh semua wakil kepala sekolah sebagai manajer madya. Pelaksanaan program kerja dilakukan oleh guru dan segenap pegawai tata usaha dengan pengawasan guru senior yang ditunjuk sebagai pengawas pelaksanaan. Dengan demikian tercipta sebuah sistem organisasi yang terus bergerak mencapai tujuan. Demikianlah hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen

      F.   Kekuasaan, Kewenangan dan Gaya Kepemimpinan
a.                 Kekuasaan
       Kekuasaan dalam arti yang sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain sehingga orang lain sama sekali tidak punya pilihan, karena tidak berdaya untuk menentukan diri sendiri atau tidak mengetahui bagaimana memperoleh sumber daya yang mereka perlukan (Fattah, 2006: 76). Pelopor pertama yang mempergunakan istilah kekuasaan adalah sosiolog kenamaan Max Weber. Dia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor dalam hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Walterd Nord merumuskan kekuasaan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dan tujuan lainnya. Sedangkan Russel mengartikan kekuasaan sebagai suatu produksi dan akibat yang diinginkan. Bierstedt mengatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempergunakan kekuatan. Dahl mengatakan bahwa jika A mempunyai kekuasaan atas B, maka A bisa meminta B untuk melaksanakan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh B terhadap A (Sudarmiani, 2009: 37-38).
Menurut Edgar H. Schein dalam Fattah (2006: 76-77) kekuasaan tidak hanya diperoleh semata-mata dari tingkatan seseorang dalam hierarki organisasi, tapi bersumber dari bermacam-macam jenis psikologis kekuasaan yaitu:
1.      Kekuasaan yang memaksa, didasarkan pada kemampuan memberi pengaruh untuk menghukum penerima pengaruh kalau tidak memenuhi permintaan.
2.      Kekuasaan imbalan, didasarkan pada kemampuan untuk memberi imbalan pada orang lain. Makin besar kekuasaan imbalan, makin besar pengaruh yang memberi perintah.
3.      Kekuasaan jabatan, berhubungan dengan hak kelembagaan, terjadi apabila bawahan menerima pengaruh mengakui bahwa atasan secara sah berhak untuk memerintah atau memberi pengaruh dalam batas-batas tertentu.
4.      Kekuasaan ahli, didasarkan pada keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian yang relevan dan tidak dimiliki oleh penerima pengaruh.
5.      Kekuasaan acuan, berpijak pada keinginan penerima pengaruh untuk meniru pemberi pengaruh.
6.      Kekuasaan pribadi, berpijak pada kualitas pribadi yang memberi pengaruh dan mendapat tanggapan emosional yang sangat besar dari pengikut.


Sedangkan menurut Hersey dan Goldsmith dalam Sudarmiani (2009: 40-41) ada tujuh kekuasaan yaitu:
1.      Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan berdasarkan rasa takut. Pemimpin memiliki kemampuan untuk mengenakan hukuman/pemecatan.
2.      Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang bersumber pada jabatan yang dipegang oleh seorang pemimpin. Secara normal, semakin tinggi posisi seorang pemimpin, semakin besar kekuasaan legitimasinya.
3.      Kekuasaan keahlian adalah kekuasaan yang bersumber dari keahlian , kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat, dan pengaruhnya terhadap orang lain.
4.      Kekuasaan penghargaan adalah kekuasaan yang bersumber dari kemampuan untuk menyediakan penghargaan atau hadiah bagi orang lain.
5.      Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya, pada umumnya disenangi dan dikagumi orang lain karena kepribadiannya.
6.      Kekuasaan informasi adalah kekuasaan yang bersumber karena adanya akses informasi yang dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
7.      .Kekuasaan hubungan adalah kekuasaan yang bersumber pada hubungan yang dijalin oleh pimpinan dengan orang-orang penting dan berpengaruh baik diluar dan didalam organisasi.

b.        Kewenangan
Wewenang sering dikatakan otorita. Otorita adalah hak yang dimiliki pimpinan atau pejabat tertentu untuk mengambil keputusan, melakukan tindakan atau meninggalkan suatu tindakan (Hikmat, 2009: 265). Sedangkan menurut Newman dalam Fattah (2006: 75) wewenang merupakan hak kelembagaan menggunakan kekuasaan dan wewenang dibedakan menjadi:
1.         Wewenang hukum, yaitu wewenang yang dimiliki seseorang untuk menegakkan hukum, mewakili dan bertindak atas nama organisasi
2.         Wewenang teknis, yaitu seseorang dianggap pakar pada suatu hal
3.         Wewenang berkuasa, yaitu sumber utama yang berhak melakukan tindakan
4.         Wewenang operasional, yaitu seseorang diperbolehkan melakukan tindakan tertentu.
5.         Menurut Max Weber, ada tiga tipe dasar kewenangan/otoritas resmi yaitu:
6.         Otoritas legal, rasional      


Otoritas ini menyangkut keyakinan akan legalitas pola aturan baku dan hak mereka yang tinggi untuk kewenangan sesuai aturan pemerintah. Otoritas dipegang oleh perintah impersonal secara hukum dan meluas ke orang dengan berdasarkan kantor mereka pegang. Kekuatan pejabat pemerintah ditentukan oleh kantor-kantor yang mereka ditunjuk atau dipilih karena kualifikasi masing-masing. Selama individu memegang kantor-kantor mereka memiliki sejumlah kekuasaan tapi begitu mereka meninggalkan kantor rasional-hukum otoritas mereka hilang.
a.         Otoritas tradisional
Legitimasi dan kekuatan untuk kontrol diturunkan dari masa lalu dan kekuatan ini dapat dilaksanakan dengan cara yang cukup diktator. Hal ini bisa agama suci atau spiritual yang  pelan-pelan berubah budaya atau suku keluarga atau struktur marga jenis.
b.         Otoritas kharismatik
Otoritas karismatik ada ketika kontrol orang lain didasarkan pada karakteristik pribadi seseorang seperti keahlian etis heroik atau agama yang luar biasa. Pemimpin karismatik dipatuhi karena orang merasa ikatan emosional yang kuat kepada mereka (diunduh dari.
c.    Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menurut Thoha dalam Sudarmiani (2009: 41) adalah: norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Gaya kepemimpinan mempengaruhi pola perilaku seorang pemimpin saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, dan cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya (Malawi, 2010: 55). Teori tentang gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu:
1.    Teori sifat (the trait theories)
Menurut Sutisna dalam Sudarmiani (2009: 42) teori sifat menunjuk pada sifat-sifat tertentu, seperti kekuatan fisik atau keramahan yang esensial pada kepemimpinan yang efektif. Teori ini menyarankan beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu: kekuatan fisik dan susunan syaraf, penghayatan terhadap arah dan tujuan, antusiasme, keramah tamahan, integritas, keahlian teknis, kemampuan mengambil keputusan, intelegensi, ketrampilan memimpin, dan kepercayaan (Tead dalam Malawi, 2010: 56).


2.    Teori perilaku (the behaviour theories)
Teori ini memfokuskan dan mengidentifikasikan perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain (pengikut). Berdasarkan teori perilaku,
3.      Teori Situasional
Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Gaya kepemimpinan berdasarkan teori situasional adalah:
a.       Teori kepemimpinan kontingensi
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers yang menyatakan bahwa seseorang yang menjadi pemimpin bukan hanya karena faktor kepribadian yang dimiliki, tetapi juga faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin dengan situasi. Ada dua gaya kepemimpinan menurut teori ini, yaitu:
  Gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas
  Gaya kepemimpinan yang mengutamakan hubungan kemanusiaan
Ø  Karkteristik Gaya Kepeminpinan

·       Pemaksa
a.       Senang menghukum tapi tidak suka memberi penghargaan
b.      Berpendapat bahwa orang-orang pada dasarnya malas dan harus di”paksa” untuk bekerja
c.       Tidak suka menerima umpan balik dari bawahannya atau orang-orang sekitanya

·       Pendobrak
a.    Punya motivasi prestasi (achievement) yang tinggi
b.    Melakukan segala-galanya sendirian
c.    Tidak suka mendelegasikan wewenang dan tanggung-jawabnya
d.   Tidak menaruh perhatian pada orang-orang disekitarnya
e.    Punya standar mutu kerja yang tinggi, tapi tidak memiliki sifat sebagai pemimpin yang baik






·      Penguasa
a.       Usul-usul atau pendapatnya diajukan secara halus dan terselubung hingga kurang jelas bagi orang lain
b.      Memberikan hukuman tapi juga suka memberi penghargaan
c.       Suka mendengar umpan balik dari bawahan dan orang-orang sekitarnya, tetapi hanya untuk kepentingan sendiri
·      Penyayang
a.    Suka memanjakan anggota atau bawahannya
b.    Nyaris tidak punya rencana kerja
c.    Selalu memberi penghargaan, tidak suka menghukum
d.   Nyaris tak bisa mengatur pekerjaannya sendiri
·      Demokrat
a.    Selalu punya rencana kerja terperinci
b.    Banyak menaruh perhatian pada orang-orang sekitarnya
c.    Suka menanyakan pendapat setiap orang
d.   Memberi penghargaan, tidak suka memberi hukuman
·      Pembina
a.    Menetapkan tujuan dengan jelas, memberikan tantangan tetapi moderat resikonya
b.    Suka menerima dan memberikan umpan-balik terperinci
c.    Memberi penghargaan, tapi juga memberi hukuman
d.   Mendelegasikan wewenang dan memberi bantuan kepada anggota atau bawahannya
e.    Bawahan mempercayai dan menghormatinya

       G.   Tugas Kepeminpinan
Tugas Kepemimpinan
Sedangkan tugas kepemimpinan yaitu, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Fungsi kepemimpinan yaitu :
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
·         Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
·         Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.



Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1.    Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2.    Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi,secarao perasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :
·         Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
·         Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
·         Sebagai komunikator yang efektif.
·         Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Fungsi pokok pimpinan adalah:
• Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.
• Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin
• Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar.

Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.
Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan
b. Pengembangan imajinasi
c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan
d. Pengembangan kesetiaan para bawahan
e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana
f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan
i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
j. Pertanggungjawaban semua tindakan


Tanggung Jawab Kepemimpinan :
Kepemimpinan yang juga merupakan seni dalam mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan, memerlukan tanggung jawab orang yang berfungsi sebagai pemimpin. Menurut Drs. Hidjirachman Ranupandojo et.AL., dengan mengutip pendapat Robert C. Miljus dalam buku “Effective Leadership and the motivation of Human Resources” (1992:152) mengatakan bahwa tanggung jawab para pemimpin adalah sebagai berikut :
•   Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas, kualitas, keamanan dan sebagainya)
•   Melengkapai para karyawan dengan sumber-sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
•   Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka.
•   Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
•   Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkunkan.
•   Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
•   Menilai pelaksanaan pekerjaan yang menkomunikasikan hasilnya.
•   Menunjukan perhatian pada karyawan.



      H.   Ciri dan Keterampilan yang harus di Kuasai Peminpin yang Efektif.

Menurut Kadarman & Udaya Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.
1.  Swanburg (2000) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut:
a.    Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
b.    Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
c   Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).

2.  Fiedler (1977), dikutip dari Gillies (1996) menyatakan bahwa kepemimpinan dapat berjalan efektif bila:
a.    Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke gaya lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja.
b.    Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya.
   
3.  Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a.    Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.
b.    Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
c.    Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.
d.   Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal orang lain dengan baik.
4.   Merton, menguraikan kepemimpinan yang efekti dapat memenuhi 4 keadaan yaitu :
a.    Seseorang akan mengerti apabila menerima auatu komunikasi,
b.    Mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi tadi,
b.    Percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak perorangan dengan nilai yang baik,
c.    Sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi.

I.    Mengorganisasikan
Mengorganisasikan adalah proses mengaur dan mengklokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di anggota Organisasi. Sehingga mereka dapat mencapai sasaran Organisasi. Sasaran yang berbeda memerlukan struktur yang berbeda pula, sebuah Organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak, misalnya, memerlukan struktur yang berbeda dari Pabrik Blue jeans. Menghasilkan produk standar seperti Blue Jeans memerlukan teknik perakitan yang efisien, sedangkan menghasilkan perangkat lunak perlu mengorganisasikan Tim Fropesional seperti analisis system dan Programer, walaupun para Fropesional ini harus berinteraksi secara efektif, mereka tidak dapat diorganisasikan seperti pekerja lini perakitan, jadi, para Manajer harus menyesuaikan struktur Organisasi dengan sasaran dan Sumber dayanya sebuah proses yang disebut desain Organisasi.
Hubungan dan waktu adalah Sentral untuk mengorganisasikan aktivitas pengorganisasian menghasilkan struktur hubungan dalam sebuah organisasi dan lewat struktur hubungan ini rencana masa depan akan tercapai. misalnya, Natali Anderson mengkordinasikan Pekerjaan orang banyak dan membuat struktur waktu dalam mengorganisasikan proses produksi untuk Buku Ponkovsky. Aspek lain dari hubungan yang merupakan bagian dari pengorganisasian adalah mencari Orang – orang baru untuk  menggabungkan struktur hubungan upaya ini desebut mencari staf ( Staffing ).


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

B.       Saran
Dari   kesimpulan yang dijabarkan di atas, maka dapat diberikan saran antara lain :
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi.


DAFTAR FUSTAKA


Diambil dari Referensi Buku,
1.      Danim, Sudarwan dan Suparno. 2008. Manajemen Dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.
2.      Buku Manajemen Jilid 1, Daniel R Gilbert Jr, R. Edward Fremon, James A.F Stoner
3.      Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. 2004. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Diambil dari Referensi Internet
1.      http://minyakoles.wordpress.com/2012/07/21/max-weber-tipologi-bentuk-otoritas-tradisional-rasional-legal-dan-karismatik/ diunduh tanggal 13 Oktober 2012 pukul 16.30 WIB.
2.      http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/10/kepemimpinan-dalam-sekolah/ diunduh tanggal 14 Oktober 2012 pukul 09.55 WIB
3.      www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-konsep-organisasi-administrasi.html diunduh tanggal 13 Oktober 2012 pukul 16.10 WIB.



















EmoticonEmoticon